Mengenal Salah Satu Kesenian Suku Sunda


Sumber artikel : http://www.persada-etnika.com/?p=838

Masyarakat Jawa Barat atau bisa disebut dengan suku Sunda, masih menjunjung tinggi dan melestarikan nilai-nilai budaya dari leluhur mereka, kesenian Mapag Panganten salah satunya. Mapag Panganten  merupakan salah satu upacara adat yang cukup terkenal di Jawa Barat. Kesenian semacam ini biasanya tak hanya ada dalam pesta pernikahan adat Sunda saja, namun kerap juga ditampilkan dalam menyambut kedatangan para pejabat atau tamu negara.

Upacara adat yang dilaksanakan ini melibatkan sejumlah pemain gamelan, dan enam penari dengan menari merak adat sunda. Tarian yang menggambarkan gerakan burung merak yang memamerkan keindahan sayapnya. Penari ini didampingi tiga pembawa umbul-umbul. Komponen utama dalam upacara adat ini adalah Aki Lengser.

Aki Lengser & Ambu

Kehadiran Ki Lengser biasanya menjadi sosok yang menarik perhatian tamu undangan. Pasalnya dialah yang mengarahkan jalannya upacara yang digelar. Begitu rombongan kedua mempelai datang ke tempat resepsi, Ki Lengser-lah yang akan menyambut dan mengarahkan mereka ke kursi pelaminan dengan diiringi para penari dan pembawa umbul-umbul.

Dalam tradisi masyarakat Sunda (Jawa Barat), sosok Ki Lengser / Uwa Lengser identik dengan utusan raja / perwakilan raja yang biasa turun ke masyarakat luas. Ki Lengser memiliki kedudukan yang penting dikerajaan Sunda. Selain sebagai utusan raja, Ki Lengser juga merupakan penasihat raja yang cerdik dan biasa menyadarkan kesalahan - kesalahan raja.

Namun sosok lengser pada zaman kerajaan dahulu dengan lengser yang kita kenal ada pada saat ini  seperti halnya Ki Lengser pada prosesi Mapag Panganten sangatlah berbeda. Sosok Ki Lengser pada saat ini tergambarkan sebagai sosok orang tua yang kocak/jenaka, polos akan tetapi bijaksana dan mampu mengarahkan acara prosesi mapag panganten sunda hingga selesai. Adakalanya Ki Lengser juga ditemani oleh sesosok wanita tua yang berperan sebagai istri Ki Lengser yang dikenal dengan sebutan Ambu. Peran Ki Lengser sering pula dilakukan oleh dua orang, yaitu sosok tubuh Ki Lengser sendiri yang memiliki ciri khas dandanan orang tua, dengan rambut, kumis, janggut yang memutih, menggunakan ikat kepala sunda, baju tradisi orang sunda yang disebut Pangsi / Kampret dan menggunakan aksesoris kalung / gelang kayu yang berukuran besar serta tak lupa membawa kantong yang diselendangkan di pundak. Sedangkan sosok Ki Lengser satu lagi bertugas sebagai pengisi suara yang biasanya "bersembunyi" di belakang  bersama nayaga (penabuh gamelan).

Upacara mapag panganten biasanya tidak berlangsung lama, karena fungsinya hanya untuk menyambut kedatangan kedua mempelai dan mengantarkannya ke kursi pelaminan. Namun meski begitu, kehadirannya kerap ditunggu dan mengundang decak kagum banyak orang.

Komentar